Jumat, 06 Maret 2015

Cerpen Houkago Race (SKE48)

“Balapan Seusai Sekolah”

            Di sore hari, saat hampir anak-anak pulang sekolah. Akihiro masih terlihat cemas dengan waktu yang tersisa. Waktu yang tersisa masih sepuluh menit lagi.
            “Waktu masih sepuluh menit lagi.” gumam Akihiro.

          Lalu, Akihiro melihat Matsui dengan mata melirik sedikit sambil berkonsentrasi dengan pelajaran. Saat melihat Matsui, ia juga merasakan ketegangan antara mereka berdua. Karena mereka biasanya setelah pulang sekolah melakukan balapan sepeda. Tapi, Akihiro selalu kalah oleh Matsui dalam balapan sepeda. Tapi, kali ini ia yakin tidak akan kalah lagi dari Matsui.

            Tiba-tiba, mereka tak sengaja saling berpandangan.
            “Apa kau lihat-lihat?” tanya Matsui
            “Siapa juga, yang lihat kau.” Jawab Akihiro
            Meskipun begitu Akihiro mempunyai perasaan kepada Matsui. Tapi, sepertinya Matsui ‘tak mempunyai perasaan sedikitpun kepadanya.

            Waktu tinggal dua menit, mereka perlahan-lahan memasukkan buku, pulpen, dan lainnya ke dalam tas. Waktupun terus berjalan hingga terdengar suara kereta berjalan dari kejauhan. Suara kereta tersebut sangat keras hingga terdengar ke sekolah. Kreeekkk... jarum sudah di angka 6 dan bel sekolah berdering. Dalam sekejap mereka keluar dari kelas. Mereka menuruni tangga sekolah dengan cepat dan sangat cepat.


            Lalu, mereka bersaing untuk menuju parkir sepeda. Saat sampai disana, Akihiro dengan sigapnya mengambil sepeda miliknya. Tapi, Matsui tidak mau kalah dan menendang jatuh sepeda Akihiro lalu melaju dengan kencangnya.
            “Oi, seenaknya saja...” teriak Akihiro.
            “Biar saja.” kata Matsui
           
            Mereka terus bersaing walaupun Akihiro tertinggal sangat jauh. Tapi, tidak mudah saja Akihiro menyerah kepada Matsui. Dia mengambil jalan pintas yang pernah ditunjukkan oleh temannya. Tetapi sialnya ia harus melewati jalan setapak yang sangat sempit.
            Melihat Akihiro sangat jauh tertinggal, Matsui agak mengurangi kecepatannya. Dan tanpa disadari Akihiro sudah jauh di depan dirinya.
Akihiro melihat ke belakang dan berkata, “Kini siapa yang di depan?” Dengan wajah kesal Matsui terus mengayuh sepedanya untuk melampaui Akihiro.

Balapan makin seru dan sering kali mereka saling mendahului. Akihiro sangat ambisius memenangi balapan ini. Karena ia sering kali kalah oleh Matsui dalam balapan sepeda. Di saat saling berhimpitan, tak jarang mereka berdua mencurangi lawan mereka.

Mereka tidak sadar sudah hampir di bukit. Yang dimana tempat itu menjadi garis finish dari balapan mereka. Mereka terus mengayuh sepeda menuju puncak bukit. Tiba-tiba, Matsui terjatuh dari sepedanya di tengah jalan.

Melihat puncak bukit tersebut hampir dekat, ia bimbang antara meneruskan balapan atau menolong Matsui. Tapi, ia putuskan untuk menolong Matsui dan tidak jadi meneruskan untuk ke garis finish. Lalu, ia menjatuhkan sepedanya dan mendekati Matsui.

Ia mengulurkan tangannya, “Sini kutolong...” Matsui lalu meraih tangannya dan berdiri. Dengan liciknya ia lari menuju puncak bukit. Dan akhirnya Matsui menjadi pemenangnya.
“Sial...” kata Akihiro.
Walaupun Akihiro kalah, ia tetap merasa senang. Saat mencapai puncak bukit, mereka melihat indahnya kota Osaka dari puncak bukit. Langit sore yang indah mengakhiri balapan mereka.
Dan... “Kali kau menang lagi.” kata Akihiro.
“Tidak, menurutku kali ini kau yang menang.” Mendengar itu Akihiro kegirangan karena kali ini ia yang menang. Lalu, Akihiro naik ke bukit dan melihat keindahan kota dari atas sana. Dan Matsui mulai menuruni bukit, “Hei, kau tidak pulang.” Sepertinya, Akihiro masih asyik melihat keindahan kota Osaka dari bukit. Lalu, Matsui mengambil batu kecil dan melemparnya ke Akihiro. Dan ia tersadar dari pandangannya.
“Eh, sudah mau pulang ya?” tanya Akihiro
“Cepatlah.” ajak Matsui dengan cepatnya
Mereka menuruni bukit dengan perasaan senang meskipun penuh keringat dan rasa lelah.
“Bagaimana besok kita balapan lagi?” tanya Akihiro
“Menurutku tidak.”
“Eh, kenapa?” Akihiro sangat heran dengan jawaban tersebut
“Besok aku akan pindah ke Sapporo.”
“Jauh ya...”
Akihiro merasa sedih karena harus di tinggal oleh musuh abadinya, Matsui. Tapi, kali ini ia harus berani menyatakan perasaannya.
“Matsui, ada yang ingin ‘ku katakan?”
“Aku sudah tahu.” jawab Matsui. Lalu, dia tersenyum dengan manisnya dan meninggalkan Akihiro di bawah langit sore yang sangat indah.

            Di malam hari, tiba-tiba handphone Akihiro bergetar dan ternyata ada sebuah pesan.
            “Lihatlah di tasmu...” Lalu, ia membuka tas dan melihat sebuah saputangan yang terbungkus rapi.
            “... Dan bukalah.” Dan ia membuka sapuntangan tersebut dan ada sebuah bunga krisan. Akihiro merasa senang dengan hadiah perpisahan mereka. Dan Akihiro berharap dapat bertemu lagi dengan Matsui suatu hari nanti.


Yaa~ suatu hari nanti...




"Maaf jika ada kesamaan karakter dan cerita, semua itu hanyalah kebetulan belaka dan juga jika ceritanya kurang menarik di close saja."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar