“Balapan
Seusai Sekolah”
Di
sore hari, saat hampir anak-anak pulang sekolah. Akihiro masih terlihat cemas
dengan waktu yang tersisa. Waktu yang tersisa masih sepuluh menit lagi.
“Waktu
masih sepuluh menit lagi.” gumam Akihiro.
Lalu,
Akihiro melihat Matsui dengan mata melirik sedikit sambil berkonsentrasi dengan
pelajaran. Saat melihat Matsui, ia juga merasakan ketegangan antara mereka
berdua. Karena mereka biasanya setelah pulang sekolah melakukan balapan sepeda.
Tapi, Akihiro selalu kalah oleh Matsui dalam balapan sepeda. Tapi, kali ini ia
yakin tidak akan kalah lagi dari Matsui.
Tiba-tiba,
mereka tak sengaja saling berpandangan.
“Apa
kau lihat-lihat?” tanya Matsui
“Siapa
juga, yang lihat kau.” Jawab Akihiro
Meskipun
begitu Akihiro mempunyai perasaan kepada Matsui. Tapi, sepertinya Matsui ‘tak
mempunyai perasaan sedikitpun kepadanya.
Waktu
tinggal dua menit, mereka perlahan-lahan memasukkan buku, pulpen, dan lainnya
ke dalam tas. Waktupun terus berjalan hingga terdengar suara kereta berjalan
dari kejauhan. Suara kereta tersebut sangat keras hingga terdengar ke sekolah. Kreeekkk...
jarum sudah di angka 6 dan bel sekolah berdering. Dalam sekejap mereka keluar
dari kelas. Mereka menuruni tangga sekolah dengan cepat dan sangat cepat.
Lalu,
mereka bersaing untuk menuju parkir sepeda. Saat sampai disana, Akihiro dengan
sigapnya mengambil sepeda miliknya. Tapi, Matsui tidak mau kalah dan menendang
jatuh sepeda Akihiro lalu melaju dengan kencangnya.
“Oi,
seenaknya saja...” teriak Akihiro.
“Biar
saja.” kata Matsui
Mereka
terus bersaing walaupun Akihiro tertinggal sangat jauh. Tapi, tidak mudah saja
Akihiro menyerah kepada Matsui. Dia mengambil jalan pintas yang pernah
ditunjukkan oleh temannya. Tetapi sialnya ia harus melewati jalan setapak yang
sangat sempit.
Melihat
Akihiro sangat jauh tertinggal, Matsui agak mengurangi kecepatannya. Dan tanpa
disadari Akihiro sudah jauh di depan dirinya.
Akihiro melihat ke belakang
dan berkata, “Kini siapa yang di depan?” Dengan wajah kesal Matsui terus mengayuh
sepedanya untuk melampaui Akihiro.
Balapan makin seru dan
sering kali mereka saling mendahului. Akihiro sangat ambisius memenangi balapan
ini. Karena ia sering kali kalah oleh Matsui dalam balapan sepeda. Di saat
saling berhimpitan, tak jarang mereka berdua mencurangi lawan mereka.
Mereka tidak sadar sudah
hampir di bukit. Yang dimana tempat itu menjadi garis finish dari balapan mereka. Mereka terus mengayuh sepeda menuju
puncak bukit. Tiba-tiba, Matsui terjatuh dari sepedanya di tengah jalan.
Melihat puncak bukit
tersebut hampir dekat, ia bimbang antara meneruskan balapan atau menolong
Matsui. Tapi, ia putuskan untuk menolong Matsui dan tidak jadi meneruskan untuk
ke garis finish. Lalu, ia menjatuhkan
sepedanya dan mendekati Matsui.
Ia mengulurkan tangannya, “Sini
kutolong...” Matsui lalu meraih tangannya dan berdiri. Dengan liciknya ia lari
menuju puncak bukit. Dan akhirnya Matsui menjadi pemenangnya.
“Sial...” kata Akihiro.
Walaupun Akihiro kalah, ia
tetap merasa senang. Saat mencapai puncak bukit, mereka melihat indahnya kota
Osaka dari puncak bukit. Langit sore yang indah mengakhiri balapan mereka.
Dan... “Kali kau menang
lagi.” kata Akihiro.
“Tidak, menurutku kali ini
kau yang menang.” Mendengar itu Akihiro kegirangan karena kali ini ia yang
menang. Lalu, Akihiro naik ke bukit dan melihat keindahan kota dari atas sana. Dan
Matsui mulai menuruni bukit, “Hei, kau tidak pulang.” Sepertinya, Akihiro masih
asyik melihat keindahan kota Osaka dari bukit. Lalu, Matsui mengambil batu
kecil dan melemparnya ke Akihiro. Dan ia tersadar dari pandangannya.
“Eh, sudah mau pulang ya?”
tanya Akihiro
“Cepatlah.” ajak Matsui
dengan cepatnya
Mereka menuruni bukit dengan
perasaan senang meskipun penuh keringat dan rasa lelah.
“Bagaimana besok kita
balapan lagi?” tanya Akihiro
“Menurutku tidak.”
“Eh, kenapa?” Akihiro
sangat heran dengan jawaban tersebut
“Besok aku akan pindah ke
Sapporo.”
“Jauh ya...”
Akihiro merasa sedih karena
harus di tinggal oleh musuh abadinya, Matsui. Tapi, kali ini ia harus berani
menyatakan perasaannya.
“Matsui, ada yang ingin ‘ku
katakan?”
“Aku sudah tahu.” jawab
Matsui. Lalu, dia tersenyum dengan manisnya dan meninggalkan Akihiro di bawah
langit sore yang sangat indah.
Di
malam hari, tiba-tiba handphone
Akihiro bergetar dan ternyata ada sebuah pesan.
“Lihatlah di tasmu...” Lalu, ia membuka
tas dan melihat sebuah saputangan yang terbungkus rapi.
“... Dan bukalah.” Dan ia membuka
sapuntangan tersebut dan ada sebuah bunga krisan.
Akihiro merasa senang dengan hadiah perpisahan mereka. Dan Akihiro berharap
dapat bertemu lagi dengan Matsui suatu hari nanti.
Yaa~ suatu
hari nanti...
"Maaf jika ada kesamaan karakter dan cerita, semua itu hanyalah kebetulan belaka dan juga jika ceritanya kurang menarik di close saja."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar